Selasa, 12 Februari 2019

My Bento Box

Sebetulnya nyicil beli cetakan jg printilan buat bikin bento udah lama, tapi untuk penggunaannya baru dipake beberapa bulan ini, karena mulai aktif lagi didapur. Senengnya bikin bento box itu, selain menarik buat dilihat, bisa buat latihan juga kalau nanti udah berumah tangga dan harus putar otak buat mikirin menu bekal suami dan anak2 (kalo bisa sih pengen dipasarin juga)

Untuk pilihan menu lebih banyak ke Asian food, karena kebetulan yang dimasakin agak pemilih.
Dan buat yang pengen tau resepnyaaaa, bisa tanya2 kok. Karena mostly cuma pakai bumbu inti putih.

Cooking with love
Semoga menginspirasi

Selasa, 07 Juni 2016

Komik Karya Anak Indonesia


Berawal dari nyuciin helm di salah satu mall daerah Tangerang, karena saking ramenya. Dari yang biasa cuma butuh waktu satu jam, bisa jadi dua jam baru selesai. Akhirnya masuklah ke dalam mall buat cuci mata sambil nunggu helm selesai di cuci.
Baruuu aja masuk mall, di center point ada salah satu toko buku bonafit lagi ngadain cuci gudang. Mata langsung berbinar-binar begitu tau ada cuci gudang. Sambil pilah pilih, akhirnya nemu buku yang setelah dapet potongan harga jadi Rp. 5.000,- doang. Daaan seperti yang kalian duga, ngeboronglah saya 6 buah buku bacaan untuk anak-anak. Yang 3 buku buat koleksi pribadi, dan yang 3 buku lagi buat disumbangin ke perpustakaan kecil di lingkungan RT temen kerja. Kebetulan temen kerja di pabrik, di kampungnya menjabat sebagai ketua RT. Beliau pernah bilang kalau punya keinginan untuk bikin perpustakaan kecil di lingkungan RT-nya, dan aku pernah janji mau nyumbang beberapa buku. Dan untuk permulaan, aku setorin deh 3 buku itu.
Puas ngacak-ngacak di tumpukan cuci gudang, akhirnya aku pindah ke toko buku tersebut buat nyari koleksi terbarunya. Niat awalnya memang mau nyari komik Nyinyi, gara-gara sering baca komiknya di instagram. Jadi pengen beli komik versi hardcopy-nya. Karena buat saya, membaca dengan cara konvensional itu lebih seru dibanding baca di ebook. Bukannya ga suka atau ga mau ikutin perkembangan teknologi. Tapi lebih dikarenakan pengaruh mata yang udah minus, ga banyak memang minus-nya tapi lumayan bikin belekan kalau terlalu lama liat monitor.
Kebiasaan tiap masuk toko buku ini selalu jalan ke tumpukan buku best seller di bagian depan ruangan, sambil liat-liat siapa tau ada buku yang cocok buat dibungkus. Dikarenakan kurangnya budget, jadi kali ini saya cuma lihat-lihat aja sambil sesekali baca sinopsis dibagian belakang buku. Lumayan buat nambah referensi, siapa tau besok-besok ada rejeki nomplok trus bisa kebeli deh buku-buku bagus itu.
Akhirnya, daripada ngiler karena cuma bisa ngeliatin buku-buku bagus. Mending langsung ke bagian rak komik, buat nyari komik Nyinyi. Liat-liat di rak pertama ga ada, lanjut ke rak kedua tetep ga ada, belok ke rak ketiga lha kok ga ada, trus ke rak keempat masih ga ada juga. Apa aku yang kelewat waktu nyari kurang teliti ya, akhirnya aku ulangin lagi muterin rak sambil dipelototin satu persatu cover komiknya. Muterin rak komik sampe 4 lap (udah kaya balapan F1 aja) masih belum ketemu juga itu komik, apa masuknya ke kategori novel ya?
Akhirnya rubah rute ke rak-rak novel, baruuu aja belok ke rak pertama. Ketemu deh satu rak khusus isinya komik karya anak Indonesia yang kreatif dan inovativ. Tanpa banyak pertimbangan, langsung deh masukin ke kantong belanjaan. Legaaa, akhirnya bisa liat-liat buku lainnya sambil numpang baca gratis.
Oiya, mumpung inget aku langsung belok ke rak buku-buku Islam. Pengen cari Qur'an terjemahan seperti yang ada di instagram, tapi ternyata ga ada (sedih). Eh pas ngelongok di rak, nemu komik Pengen Jadi Baik. Komik ini juga sering aku baca di instagram atau di Facebook, langsung deh masuk ke keranjang belanjaan juga.
Alhamdulillaah, sambil nyuci helm ternyata pulang bawa 8 buku sekaligus. Sungguh investasi yang menjanjikan buat masa depan.
Begitu sampai di rumah, langsung deh baca komik Nyinyi. Ternyata isinya sama persis seperti yang diposting sama neng Fadia di instagramnya, kirain sih di komik ini bakalan ada endingnya hubungan antara Nyinyi sama Rama. Ternyata sama seperti di instagram, masih belum kelar. Begitu komik Nyinyi kelar dibaca, lanjut baca yang Pengen jadi Baik. Takutnya isinya ga sesuai ekspektasi seperti waktu baca komik Nyinyi. Ternyata begitu baca sampai di halaman kedua, isinya bener-bener nyentil banget. Begitu banyak Hadist yang dijelaskan dalam bahasa yang santai, yang menurut saya bisa dimengerti sama anak kecil dengan mudah. Masyallah, semoga penulis banyak mendapatkan berkah juga rahmat dari Allah SWT atas apa yang sudah beliau sebarkan. Banyak hadist yang saya tau dari komik ini, banyak do'a juga potongan ayat yang mengingatkan saya untuk berubah seperti judul komik ini "Pengen jadi Baik" insyaallah.
Jadi pengen beli semua hasil karya pak SQU, investasi buat keluargaku kelak.

Rabu, 28 Oktober 2015

Politik??

Sungguh saya sangat berterimakasih sama ibuk juga bapak, karena beliau berdua sudah mendidik saya tentang budi pekerti, akhlak yg baik juga sopan santun. Kami harus hormat pada orang yang lebih tua, bertutur kata yang baik dan yang paling penting beliau berdua tidak pernah mengotori otak kami dengan berita yang menganduk politik atau apalah itu yang bersahabat dengannya.
Karena beliau paham betul, politik erat hubungannya dengan hal2 yang mendekati dengan dosa. Kenapa saya bilang begitu, karena baik pelaku politik, pengamat juga komentator pada dasarnya hanya bisa berkata yang tidak benar, memberikan janji yang tidak pernah ditepati, tidak diyakini kebenarannya bahkan apa yang mereka dengar atau ucapkan bukan dari sumber yang dipercaya. Bukankah itu semua menjurus ke dosa?
Pelaku politik pada saat kampanye atau berbicara di depan publik kebanyakan hanya karena niat pencitraan.
Pengamat politik berbicara karena memang beliau memihak kepada salah satu oposisi, sehingga kata2 yang dilontarkan pun kebanyakan tak berdasar atau tanpa bukti.
Dan yang lebih parahnya adalah masyarakat yang sok mengerti politik, berbicara seolah2 mereka mengerti. Padahal sumber berita yang mereka dapat dari "kata orang" atau dari televisi2 yang notabene juga sponsor dari salah satu oposisi atau bahkan mereka berbicara seolah2 mereka yang paling paham tentang politik dibandingkan seorang ahli yang memiliki gelar.
Bukankah semua itu jatuhnya jadi fitnah, gibah, bergunjing?
Syukur alhamdulillaah ibuk juga bapak menjauhkan kami dari sifat2 yang demikian, semoga Allah selalu melindungi kami juga keturunan kami dari hal2 yang demikian.
Buat saya, siapapun pemimpinnya. Biarkan mereka bekerja dengan baik sesuai kemampuan mereka. Sesungguhnya Allah sudah menentukan semuanya. Saya sebagai warga negara yang baik, lebih baik bekerja dengan baik, menjadi warga negara yang baik dan yang paling penting selalu bersyukur atas apapun yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT.
Politik? No Way

Selasa, 27 Oktober 2015

KKN

Perbincangan dua ababil di pojokan parkiran sekolah

A: eh cuy, tau ga sih kalau si G itu udah pasti masuk surga
B: haaa, masa sih cuy? Do'i ibadahnya rajin?
A: ga sih, biasa aja. Ga pernah sholat malah
B: hmmm, ada amalan apa ya yg bikin do'i bisa spesial gitu?
A: katanya sih bapaknya punya kenalan orang dalem
B: (ngedumel) lu pikir mo daftar pegawai pemerintah #*&%$#/@

Rabu, 05 Februari 2014

Bujang Selimut


Pagi-pagi mbak Iis sudah mulai keluarin amunisi yang nggak seperti biasanya dari dalam tas. Bukan bubur ayam atau ketupat padang langganan kami yang biasa beli di depan stasiun Tangerang. Kalau diliat-liat, bentuknya mirip kue dadar gulung. Warnanya hijau cantik, tapi kulitnya terlihat kasar, nggak semulus kulit dadar gulung. Waktu dicicipi sedikit, ternyata rasa kulitnya plain. Hampir mirip adonan Horog-horog jajanan khas kota Malang. tapi untuk isiannya sama persis seperti isian kue dadar gulung.
Saking penasarannya aku langsung berselancar di dunia maya. Asal muasal kue bujang selimut ini ternyata dari Bengkulu, yang ditemukan sama mbak Iis di dalam kereta listrik, beli dari salah seorang temannya sesama angker (anak kereta).
Dan akhirnya aku juga dapet resep dari wabsite salah satu majalah wanita (Femina, untuk saat ini baru menyalin resepnya. Mungkin suatu saat nanti mau coba buat.
Untuk resep membuat bujang selimut,Kulitnya tidak boleh mulus seperti dadar gulung, karena adonan tepungnya tidak basah. Tepung hanya lembap, dan diayak langsung ke wajan. Disemprot air, agar bulir adonan tidak terlalu saling menyatu, menghasilkan dadar yang justru berjaring-jaring halus.

Bahan:

Unti:

200 g kelapa setengah tua, parut
100 g gula jawa, sisir
100 ml santan, dari ½ butir kelapa parut
30 g gula pasir
2 lembar daun pandan, simpulkan
½ sdt garam


Kulit:

50 ml santan dari ½ butir kelapa parut
30 ml air daun suji dari 5 lembar pandan dan 10 lembar daun suji
1 tetes pewarna hijau
½ sdt garam
200 g beras ketan, rendam, tiriskan


Cara Membuat:

Unti: Masak semua bahan di atas api kecil sambil aduk hingga setengah mengering. Angkat, dinginkan. Pulung ke dalam 8 bentuk silinder sepanjang 8 cm. sisihkan.
Kulit: Rebus santan, air suji, pewarna hijau, dan garam di atas api kecil hingga mendidih.
Tuang sedikit-sedikit cairan panas ini ke dalam tepung ketan. Aduk sampai lembap. Sisihkan.
Semprotkan air ke wajan antilengket diameter 10 cm secara merata. Taburi adonan melalui penyaringan sambil diayak dan ditekan-tekan hingga membentuk dadar.
Semprotkan lagi air ke atas adonan agar lembap. Biarkan 5 menit hingga dadar mengering.
Taruh 1 bagian unti di salah satu ujung adonan, gulung selagi panas. Angkat perlahan. Ulangi langkah ini hingga adonan habis.
Diamkan hingga kulit garing. Sajikan.


Untuk 8 buah

buat yang tertarik dengan bujang selimut, selamat mencoba membuat ya

Jumat, 06 September 2013