Selasa, 31 Agustus 2010

KEKASIH YANG KAU KIRIM PADAKU


“Nama istrinya siapa pak?” salah seorang petugas mulai bertanya padanya, dengan sedikit kebingungan dan sambil mengingat-ingat akhirnya ia menjawab “Dewi, pak”, lalu petugas tersebut kembali bertanya “Dewi siapa?”. Kembali ia dicekam kebingungan karena masih belum hafal nama lengkap istrinya, kemudian aku berbisik padanya untuk mempercepat proses “Dewi Manggarsari” kataku, dan ia pun mengulang apa yang kukatakan tadi kepada sang petugas. Dibelakangku terdengar beberapa orang sedang berbisik-bisik membicarakan kejadian barusan, seseorang berkata “Kok bisa toooh, nama istrinya sendiri nggak tau. Gimana kemarin nikahnya?”. Aku yang mendengar celotehan mereka Cuma bisa terdiam, karena aku sendiripun tak tahu kenapa bisa seperti itu.
Tiba-tiba dari belakangku, ibuku berbicara dan kudengar ada sedikit nada kecewa dari ucapannya “Kenapa sih kamu nikah sama dia?”. Jadi bingung aku mau menjawab pertanyaan beliau, karena aku sendiri juga nggak tahu apa alasanku sampai bisa menikah dengannya, aku hanya bisa memberi jawaban yang kupikir bisa sedikit menenangkan hati ibuku “Ya sudahlah bu, toh aku sudah terlanjur menikah dengannya. Aku akan menjalani pernikahanku sebaik-baiknya. Ibu nggak perlu khawatir”, dan kurasa jawaban ini sudah cukup menjawab pertanyaan ibu karena ibu tidak bertanya apa-apa lagi setelah itu padaku.
Beberapa menit kemudian aku sudah berjalan kearah pagar rumah untuk mengantarnya berangkat kerja. Kuraih dan kucium tangannya, walaupun dengan sedikit canggung ia melihat aku melakukan itu tapi ia harus mulai membiasakan hal tersebut sebagai tanda baktiku terhadap suami. Saat ia mengeluarkan sepeda motornya, aku hanya bisa memandanginya, tubuhnya yang tinggi dan agak kurus, memandang wajahnya yang sangat tampan, rambut ikal, kulit putih dan ada keteduhan juga kesabaran yang kulihat disana, Subhanallah. Begitu ia sadar kalau aku sedang memandanginya, ia menjadi salah tingkah, tapi aku tak perduli. Saat memandangnya akupun mengucap janji didalam hati, “Ya Allah, aku akan mencintainya apa adanya dan aku akan berusaha menjadi istri yang terbaik baginya”.
Tak berapa lama berselang, aku terbangun dari tidurku dan aku menyadari bahwa kejadian yang baru saja kualami itu ternyata hanya bunga tidurku. Aku masih seperti orang lingling ketika aku bangun, aku masih mengingat-ingat apakah ada wajah yang orang yang kukenal yang mirip dengan orang yang ada dalam mimpiku. Tapi seingatku tak ada satupun orang disekelilingku yang berwajah mirip dengannya. Dalam kegalauan aku berdo’a pada-NYA “Ya Allah, jika ia memang jodohku ku mohon pertemukan kami dan dekatkan ia padaku agar ia dapat membawa segala kebaikan bagi diriku. Amin”, siapapun ia dan dimanapun ia berada saat ini aku hanya berharap bahwa ia adalah Kekasih yang telah dikirim oleh-NYA untukku. Terimakasih ya Allah………

2 komentar:

Unknown mengatakan...

hope u find it soon :)

Manggar mengatakan...

amin YRA
thank's sist