Minggu, 20 November 2011

Trip to Tidung Island





Perjalanan ke pulau Tidung, kepulauan seribu bermula dari rencana teman-teman kantor untuk backpacker ke kawah putih Ciwidey yang belum sempat terealisasi. Terlalu banyak perencanaan, perhitungan cost yang nggak ketemu berapa jumlah akhirnya sampai ke jadwal pemberangkatan yang nggak pernah cocok.
Sampai akhirnya, setelah browsing dan buka-buka beberapa website tentang promo diskon sampai dengan 50% di Disdus.com. Promo yang di tawarkan mulai dari makanan, gadget sampai tempat wisata. Tiba-tiba saya menemukan promo wisata ke pulau tidung, Amazing Tidung Adventure! 2D/1N Package for 4 or 6 persons - From Rp 260.000/ Pax! Boat PP + Room AC + Snorkeling + Cycling + Guide + 3 x Meals + BBQ! Yang seharusnya untuk promo itu biayanya Rp 480.000,-/orang di diskon jadi Rp 260.000,-/orang. Langsung saja promo ini saya shared ke teman-teman kantor. Nggak nyangka, respon mereka langsung meng-iyakan. Saat itu juga saya beli voucher untuk promo tersebut.

Persiapan lumayan makan waktu, selain harus cocokin jadwal keberangkatan saya juga harus bantu-bantu teman-teman untuk packing. Karena dari beberapa teman kantor ada yang belum pernah backpacker. Jadi ikut bantu siap-siapin juga checking barang-barang apa saja yang harus di bawa. Karena dari pihak travel sudah menentukan titik pertemuan pada hari H di Pom Bensin Muara Angke jam 06.00 WIB, jadi kami [saya dan teman-teman kantor] sepakat untuk menginap di rumah kakek salah satu teman kantor di daerah Priuk supaya memudahkan pada saat keberangkatan. Tapi pada H-3, saya dapat email dari pihak travel tentang kondisi terbaru dari pulau Tidung. Mereka memberitahukan kalau aliran listrik di pulau Tidung sedang padam, karena adanya kerusakan kabel bawah laut dari jakarta ke pulau Tidung. Mereka memberi beberapa opsi untuk kami:
1. Tetap berangkat sesuai tanggal booking, dengan menggunakan penerangan seadanya dari pihak penginapan [petromaks dan lilin]
2. Tetap berangkat sesuai jadwal dengan penginapan yang dilengkapi dengan diesel tapi dengan tambahan biaya Rp 10.000,-/orang untuk penerangan dan air
3. Reschedulle tanggal keberangkatan
4. Mengalihkan paket trip yang tadinya 2D/1N superhemat, jadi one day exclusive
Daripada pusing-pusing untuk atur jadwal lagi, akhirnya kami pilih opsi yang ke dua. Membayar tambahan biaya Rp 10.000,-/orang dan tetap berangkat sesuai jadwal awal.

Hari H kami berangkat dari Priuk naik angkutan umum ke terminal Tanjung Priuk, per orang bayar Rp 2000,-. Dari terminal Tanjung Priuk rencananya kami mau naik taksi, berhubung tawar menawar tidak ketemu harga yang cocok. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke arah stasiun kota menggunakan angkutan umum, masing-masing orang kena biaya Rp 5000,-. Dari stasiun kota kami baru melanjutkan perjalanan menggunakan taksi, satu taksi diisi 5 orang penumpang [kebayang dong gimana sempitnya yang duduk di bangku belakang] sampai pelabuhan Muara Angke. Biaya yang kami keluarkan untuk taksi dari stasiun kota sampai pelabuhan Muara Angke sebesar Rp 35.000,-. Setibanya disana pihak travel sudah menunggu kedatangan kami. Dari pelabuhan kami langsung diajak pihak travel untuk naik ke kapal kayu yang sudah di carter oleh pihak travel.
Perjalanan menggunakan kapal kayu dari pelabuhan Muara Angke menuju pulau Tidung, menghabiskan waktu selama 2 jam perjalanan di laut. Kapal yang besar dengan isi penumpang yang tidak terlalu berdesakan membuat perjalanan kami sedikit nyaman. Selama di dalam kapal memang terasa agak membosankan, kami hanya bisa bercanda, ngobrol, atau bahkan tidur. Untungnya saat keberangkatan kami ke pulau Tidung, cuaca sangat bersahabat. Yang biasanya hujan, hari itu langit sangat cerah dan tidak ada ombak besar.



Setibanya di pulau tidung, kami langsung di sambut oleh guide lokal mr.Muntu. Setelah itu kami diajak menuju penginapan, dan kami tinggal di satu penginapan dengan grup lain. Penginapan kami berupa rumah tinggal penduduk yang sudah biasa disewakan untuk tempat menginap para wisatawan. Rumah tinggal dengan 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi, 1 toilet dan teras. Layaknya sebuah rumah tinggal, dimasing-masing kamar disediakan AC [Air Conditioner], walaupun AC tersebut fungsinya lebih ke Accessoris. Alias cuma pajangan, karena jaringan listrik ke pulau sedang padam. Setelah mandi dan beristirahat sebentar, kami dipersilahkan untuk menikmati makan siang yang sudah disiapkan oleh pihak travel.
Selesai istirahat dan makan siang, mr.Muntu langsung mengarahkan kami untuk Snorkling di pantai [dekat jembatan cinta]. Peralatan snorkling sudah disiapkan, google, pelampung juga kaki katak, perjalanan ke pantai kami tempuh menggunakan sepeda yang sudah disewakan oleh pihak travel.





Tanpa menunggu aba-aba lagi, kami langsung main air. Melihat terumbu karang juga binatang laut yang ada di perairan sekitar pulau Tidung sambil sesekali mengambil gambar.



Nggak terasa, walaupun matahari panas menyengat...tiba-tiba saja mr.Muntu sudah mengingatkan kami untuk segera keluar dari air, menyudahi acara snorkling sore itu.
Kami langsung pulang kembali ke penginapan, mandi-mandi, membersihkan diri dari sisa pasir yang menempel di badan. Kami baru menyadari kalau ternyata air untuk mandi di sana ternyata air asin. Selesai mandi, bukannya badan jadi makin segar malah makin lengket. Mungkin karena rumah penduduk yang kami tinggali terlalu dekan dengan bibir pantai.
Saat sore menjelang malam, acara bebas. Kamipun mulai berkeliling melihat-lihat keadaan pulau. Sebetulnya di pulau ini nggak ada yang berbeda dengan kehidupan di Jakarta atau di tempat-tempat lainnya. Hanya saja ada kehidupan di sebuah pulau, dimana ada kantor Kelurahan, Puskesmas, Sekolahan juga kantor Polisi. Yang membedakan hanya 2 hal, mereka tinggal di pulau dan kalau ingin memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka musti menyeberang ke Jakarta atau tangerang.





Malam harinya pihak travel menyiapkan acara barbeque, walaupun pada kenyataannya hanya disiapkan ikan bakar + sambel kecap. Selesai cemal cemil ikan bakar, kami menghabiskan malam sambil duduk-duduk di tepi pantai.
Waktu istirahat malam kami semua kembali ke penginapan. Karena diesel yang disiapkan tidak mampu untuk menyalakan AC, maka sebagai gantinya kami dapat kipas angin sebagai penyejuk ruangan kamar yang berukuran 3 x 2,5 meter yang berpenghuni 5 orang dengan 2 kasur springbed. Tidur kami lumayan nyenyak, walaupun sesekali terbangun karena kegerahan. Tapi rasa lelah kami setelah seharian bermain air, mampu mengalahkan hawa panas.
Keesokan paginya kami nggak ingin menyia-nyiakan waktu, tanpa perlu mandi terlebih dahulu kami langsung bersepeda ke arah jembatan cinta. Pastinya tak lupa membawa kamera untuk mendokumentasikan kegiatan kami selama di pulau Tidung.
Awalnya saya sempat tanya ke mr.Muntu, kenapa jembatan itu bisa disebut sebagai jembatan cinta. Ternyata mr.Muntu sendiri tidak tahu kenapa jembatan itu bisa diberi nama sebagai jembatan cinta [tepok jidat], sepertinya kami kebagian guide yang amatir. Tidak terlalu menguasai tentang sejarah pulau.









Setelah puas main air dan berfoto ria, akhirnya kami kembali ke penginapan untuk sarapan dan bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta.
Kapal yang kami tumpangi kali ini menghabiskan waktu 3 jam untuk sampai ke pelabuhan Muara Angke. Entah kenapa jadi lebih lama 1 jam dibandingkan waktu keberangkatan, mungkin karena keadaan air laut saat itu pasang, atau mungkin karena hal yang lain. Sayapun tak tahu apa penyebab pastinya, yang pasti kami bisa sampai di pelabuhan Muara Angke dengan selamat dan pulang ke rumah masing-masing.
Liburan kali ini betul-betul tak akan terlupakan, dan sekarang kami sedang memikirkan rencana untuk trip berikutnya ;)

Tidak ada komentar: